Minggu, 23 September 2012

Liturgi Azmur

Liturgi Azmur

mabuk tersungkur
bersulang anggur
aku tersungkur
berbuih anggur

anggur memerah
anggun lembayung
mata memerah
lidah pun berkidung

kidung pemabuk
kidung pemabuk
anggur asmara
anggur asmara

dalam mimpi aku bermimpi
dalam anggur aku bersulang
dalam kidung aku bermimpi
duduk tepekur aku berdendang

lagu-lagu maharia
lagu-lagu mahalara
lagu-lagu cinta ria
lagu-lagu rindu lara
karena cinta adalah ria
dan rindu adalah lara
karena asmara adalah ria
walau bunga-nya adalah lara

mabuk tiada duka dan suka
mabuk melayang dalam udara
Tuhan tiada duka dan suka
Tuhan menyayang pemabuk lara

anggur asmara melepas akal
yang ada hanyalah rambut yang ikal
penggila cinta tak punya akal
mabuk menyanyi ribuan Ghazal

seribu rubaiat seribu pantun
Si Dara Hadirat terasa santun
sembari sekarat kubaca pantun
walau berkarat hatiku santun

karena anggur memabuk hati
membuatnya wangi bak melati
karena tepekur memanah hati
membuatnya pecah menatap Melati

karena Anggur bertembang rindu
dan mabuk berkicau penuh rayu
karena mabuk aku bersulang rindu
kepada Tuhan aku merayu

memuji Tuhan, Tuhan dan Tuhan
agunglah Tuhan, Tuhan dan Tuhan
Engkau sendirian
bertahta sendirian

Mahkota berkilauan
Wajah Amat Rupawan
Cantik Sekali, Cantik Sekali
Sekarat aku, Menatap sekali

berpendar memerah mesra membayang
bergetar cinta bergetar
tersungkur aku tersungkur rasa
jari bergetar jemari bergetar

arus nikmat yang amat nikmat
dalam lagu-lagu Kekasih
rahmat semata yang amat nikmat
tenggelam dalam lagu Kekasih

anggur membayang
aku membayang
aku bersulang
aku bersulang

tiada sadar
tiada tahu
aku bergetar
tanpa kutahu

mabuk aku dalam doa
selarik bersama sempoyong anggur
buih anggur dalam doa
terhuyung aku jatuh tersungkur

Tuhan, aku berdoa sembari tersungkur
karena mabuk aku tersungkur
berjuta indah Wajah Rupawan
itulah Engkau Kekasih Pujaan
mabuk..
bersulang..
mabuk..
berdendang..

mabuk..
Tuhan
aku mabuk..
Tuhan

Ubayyin

Griffts

melukis rembulan dan seribu purnama

lautpun pasang tenang menjulang
burung – burung melayang di bawah purnama
kelepak bayang – nya bak gelombang  pasang

mutiara mutiara kesetiaan
kuberikan pada-Mu madu dan racun
kaupilih keduanya
aku pun memilih keduanya

Saat Kau tenggak racun
kutenggak madu
Saat kau tenggak madu
kutenggak racun

Sehingga Saat Kau tiada
Kaunikmati bayang- bayang-Mu dalam jubahku
dan Saat ku tiada
Kau pun tak tahu di mana Kau harus mencari diri – Mu

Sungguh Ubayyin telah mengatakannya
purnama adalah mentari bagi malam
Kegelapan adalah Cahaya bagi Terang
Kegelapan adalah Air nan Beriakan

Filsafat Islam


Kata falsafah atau filsafat dalam bahasa Indonesia merupakan kata serapan dari bahasa Arab فلسفة,
 yang juga diambil dari bahasa Yunani; Φιλοσοφία philosophia. Dalam bahasa ini, kata ini merupakan kata majemuk dan berasal dari kata-kata (philia = persahabatan, cinta dsb.) dan (sophia = "kebijaksanaan"). Sehingga arti harafiahnya adalah seorang “pencinta kebijaksanaan”.
Kata filosofi yang dipungut dari bahasa Belanda juga dikenal di Indonesia. Bentuk terakhir ini lebih mirip dengan aslinya. Dalam bahasa Indonesia seseorang yang mendalami bidang falsafah disebut "filsuf".
Filsafat adalah studi tentang seluruh fenomena kehidupan dan pemikiran manusia secara kritis dan dijabarkan dalam konsep mendasar.[1] Filsafat tidak didalami dengan melakukan eksperimen-eksperimen dan percobaan-percobaan, tetapi dengan mengutarakan masalah secara persis, mencari solusi untuk itu, memberikan argumentasi dan alasan yang tepat untuk solusi tertentu. Akhir dari proses-proses itu dimasukkan ke dalam sebuah proses dialektika. Untuk studi falsafi, mutlak diperlukan logika berpikir dan logika bahasa.
Logika merupakan sebuah ilmu yang sama-sama dipelajari dalam matematika dan filsafat. Hal itu membuat filasafat menjadi sebuah ilmu yang pada sisi-sisi tertentu berciri eksak di samping nuansa khas filsafat, yaitu spekulasi, keraguan, rasa penasaran dan ketertarikan. Filsafat juga bisa berarti perjalanan menuju sesuatu yang paling dalam, sesuatu yang biasanya tidak tersentuh oleh disiplin ilmu lain dengan sikap skeptis yang mempertanyakan segala hal.


"...
Bagaimana pula dengan posisi bumi di tatanan tata surya, yang “melayang-layang” tanpa tiang bersama planet-planet lain; dan mengikuti berbagai aturan yang bahkan terukur dengan sangat nyata seperti hukum Keppler? Dengan posisi rotasi yang memungkinkan siklus empat musim? Bagaimana pula tata surya sebagai satu dari 100 milyar bintang yang berputar-putar mengitari pusat galaksi bima sakti?
Jadi realisme instinktif manusia menyatakan bahwa alam wujud pastilah memiliki satu penopang yang merupakan Sumber wujud  dan Pencipta serta Pemelihara alam semesta, dan bahwa Wujud serta Sumber kekuasaan dan pengetahuan yang tak terbatas ini adalah Tuhan, sumber segala wujud dalam sistem eksistensi.
Allah SWT berfirman:
Bukti 1 gb1
“Dia (Musa) berkata,’ Tuhan kami ialahyang telah memberikan kepada tiap-tiap sesuatu bentuk kejadiannya, kemudian memberinya petunjuk.’“ (QS 20(THO HA): 50)
Bukti 1 gb2
“Sucikanlah Nama Tuhan-mu Yang Maha Tinggi,Yang Menciptakan, dan Menyempurnakan,
Dan yang Menentukan Kadar (masing-masing ) dan Memberi Petunjuk,” (QS 87(AL-A’LA): 1–3)